Selamat Datang

Selamat membaca artikel yang kami sajikan.

18 Desember 2008

Bangkitlah Bangsaku


2004 saya jalan ke Brunei. Karena saya pikir dekat, saya cuma bawa 1 kantong plastik saja. Ternyata di perjalanan, bawaan saya bertambah. Begitu masuk bandara Brunei, saya berniat membli tas. saya tawarlah 1 tas di 1 toko. Setelah dikurskan ke rupiah, angkanya jd 4,2jt. saya terbelalak, dan setengah bercanda saya bilang bahwa di Indonesia, tas kayak gini palingan 300-400rb atau paling mahal 1jt dah. Eh, si penjaga toko memasang muka merendahkan gitu, dan bilang: "No no no... Bukan tas kami yang mahal, tapi you punya rupiah yang tak ada harga!".

Ya Allah, seperti ditampar rasanya muka saya. Segitunyakah rupiahku? Segitunya kah negeriku? Mata uangnya tak ada harga. Lalu, pegimana bangsanya? Bagaimana negerinya? Adakah martabatnya?

2008 ini entah yang keberapa kali saya mengadakan prjalanan keluar negeri. Sudah tidak saya hitung lg saking seringnya, he he he. Nikmat ini saya syukuri. Saya tringat, dulu saban saya dimandiin dan dipakaikan pakaian oleh ibu saya, ibu saya hampir selalu berdoa dg doa yang relatif sama. Ya, hampir selalu. Doanya biar saya, katanya, gampang bulak balik ke mekkah, seperti ke pasar. Terus biar bisa keliling dunia. Yusuf kecil saat itu, sempat pula bertanya sambil ketawa, masa iya ke mekkah segampang ke pasar? Lagian mana mungkin sih keliling dunia? Ibu saya menjawab, eeeehhhh... Allah Punya Kuasa. Kalo DIA mau, gampang buat DIA mah. Nabi Muhammad aja diterbangin isra mi'raj.

Ya itulah doa ibu saya. Alhamdulillah. Trnyata betul. Sekarang saya alami sendiri. Pergi haji buat saya pribadi udah benar-benar gampang. Alhamdulillah. Biar pintu pendaftaran dah ditutup, saya masih bisa pergi dengan undangan kerajaan punya, atau dengan cara-cara yang tahu-tahu saya udah di sana! Subhaanallaah memang. tapi saya ga aji mumpung. Waktu ibu saya, mertua dan rombongan keluarga ga dapat nomor haji, banyak orang dekat bilang, pake dong power ente. Ah, saya mah malah bilang, sabar ya bu. Sabar ya wahai keluargaku. Pergi haji mah urusan Allah. Ga usah dicari-cari. Kalo dah waktunya, ya waktunya.

Dan alhamdulillah, pergi ke luar negeri pun sekarang ini saya yang susah payah menolak undangannya. Masya Allah. And I speak not only in bahasa; but both in arabic and english as an international language.

Saya bersyukur dengan keadaan ini, tapi sekaligus ada yang membuat saya menjadi tertegun. Betapa "Jakarta" dah ga dianggap. Di hampir semua bandara internasional; baik asia, maupun non asia, nama "Jakarta" ga ada lagi di board penunjuk waktu. Yang ada: London, Paris, New York, dan kota-kota besar dunia. Bahkan ada nama Kuala Lumpur! Sedang Jakarta, yang mewakili satu nama besar: Indonesia, ga ada lagi di board tersebut.

Apa yang sedang terjadi dengan bangsa kita, kita semua tahu...

Setiap kali keluar kota dan keluar negeri, saya termasuk yang langka punya. Ga bawa duit, dan ga bawa kartu kredit. Bukan apa-apa, sebab biasanya saya dijemput langsung di pintu pesawat. Atau kalaupun tidak,
dijemput di setelah lolos imigrasi. Oleh para penjemput di kota-kota atau negeri-negeri orang, saya sudah ditanggung beres. Jadi, uang yang saya bawa, benar-benar ga laku, he he he. Pengertian ga laku ini, hanya
untuk menunjukkan ga terpakai. Sebab kalaupun saya bawa dollar, mereka-mereka menahan saya untuk bayar. Mereka saja yang berkhidmat.

Hingga satu waktu, saya jalan ke Singapore untuk keperluan pribadi. Berangkatlah saya sendiri, sebagaimana biasanya. Ya, saya senang berangkat sendirian. Sebab simple. Enteng. Ga banyak-banyak orang. Paling banter, berdua dg istri atau anak-anak. tapi ini pun jarang. Dan sampe di Singapore juga sendiri. Ga ada yang jemput. Sebab saya pun tidak mmberitahu kawan-kawan di sana. Sampe di Changi saya baru ingat, saya hanya bawa 2jt. Dan itu rupiah. Belum saya tukerin. Menjelang keluar bandara, saya laper, pengen cari cemilan dan kopi. Bergegaslah saya ke salah satu sudut, untuk beli yang saya maksud. Saya pikir, bisa
lah skalian nuker seperti kalo belanja di Bangkok, Thailand. Eh, ternyata saya salah. "Indonesia?", tanya pelayan toko. Ya, saya bilang. Indonesia. "Oh, sorry," katanya sambil muka nya ga enak gitu. "Your money didn't accepted here". Masya Allah! Lagi-lagi kayak ditampar saya ini. Uang rupiah ga diterima di sini.

Selanjutnya dia menunjukkan money changer di bandara. Saya mengurungkan niat saya untuk nyemil dan ngopi. tapi saya pura-pura mengiyakan akan menuju money changer. Dan subhaanallaah, kekagetan saya belom selesai. Si pelayan ini masih bersorry-sorry ria. Katanya, jagan kaget, rupiah rendah sekali katanya
nilai tukarnya. Waaah, entahlah apa yang ada di benak saya...

Bahkan pengemispun tidak menerima rupiahku! Ya, itulah yang saya alami.satir.Mirip komedi satir. Lucu, tapi getir.

Antara 2004-2005, dalam 1 lawatan ke Eropa. Saya dkk turun di Frankfurt, German. Dari sini perjalanan ke beberapa negara di Eropa, dimulai. Sekian waktu , sampe lah kami di Belanda. Ada salah satu kawan di rombongan yang mmberi tahu betapa Indonesia sudah tidak ada. "Hatta," katanya, "Di tempat pelacuran, ada pengumuman agar para pelacur tidak menerima mata-mata uang yang ditaroh di list. Salah satunya rupiah!". Kawan saya ini berkata geli. Saya pun ikut tertawa. Tapi ngebatin. Ada segitunya ya.

Dari Belanda, kami pergi ke Belgia dan kemudian ke Perancis. Naik kereta super cepatnya Eropa. Enak, nyaman, dan menyenangkan. Turun di stasiun Perancis, kami dicegat oleh 1 pengemis perempuan.

Cantik menurut ukuran saya mah. Sampe saya geleng2 kepala, kenapa dia mengemis. Kalo boleh saya bawa, mending saya bawa ke Jakarta, he he he. Trnyata dia mengaku Bosnia punya. Maksudnya, orang Bosnia. Sdg hamil pula. Entah bohong apa tidak. Salah satu kwn, memberinya rupiah. 200rb. Di Indonesia, 200rb ini bukan cuma besar. Tapi sangat besar. Niscaya kalo pengemis di tanah air diberi 200rb, akan sujud2 rasanya kpd yang mmberi. Dia pun saat itu trsenyum. Barangkali dia merasa kwn saya itu sdh mmberinya uang besar. Kwn saya pun senang melihat pengemis itu senang.

Lusanya, kami langsung balik ke Amsterdam, Belanda. Naik kereta lagi. Sampenya di stasiun, ketemu lagi dengan pengemis perempuan muda tersebut. Kali ini wajahnya bersungut-sungut. Dari kejauhan dia melihat
kami. Begitu melihat kami, dia langsung berlari menuju kami dengan wajah yang tiba-tiba kesal begitu. Terus, langsung menemui kawan saya yang tempo hari ngasih. Dengan kasarnya, uang 200rb itu dipulangin. Katanya, sambil marah, dia mengatakan, ini toilet paper! Gila, saya bilang, uang kita disebutnya kertas toilet. Dia bercerita sambil membuat kawan-kawan terbahak-bahak. Katanya, dia berusaha menukar uang kita itu, tapi ga ada yang nerima. Barangkali semua kawan sama dengan saya, di selipan tawa kami, ada satu kegetiran, segitunyakah rupiah saya? Rupiah kita? Sampe pengemis saja ga menerimanya? Masya Allah. Bangkitlah wahai negeriku. Bangkitlah wahai negeriku.

Hampir di setiap events internasional, perhatian kita (untuk saya tidak mengatakan perhatian pemerintah), sangat-sangat kurang. Terbilang lumayan sering anak-anak Indonesia berprestasi memenangkan kompetisi-kompetisi internasional semacam olimpiade fisika, matematika, sains, bahasa dan lain-lain. Tapi sepi benar dari pemberitaan. Berita-berita buat bangsa kita tidak lagi ada, atau sedikit, yang mmbuat kita sendiri bangga. Barangkali seperti tulisan saya ini, he he he. Maaf ya. Tapi emang kenyataannya begini.

Saya pernah membaca ada seorang yang sangat pintar di negeri orang. Tapi katanya dia ga merasa dihargai di negeri sendiri. Akhirnya hasil penemuannya dipatenkan di negeri di mana dia belajar dan mengabdi, dan kemudian dia mendapatkan permanen residence dari negeri tsb.

Sekelompok kawan TKI di salah satu negara tujuan TKW, mengeluhkan juga tentang "perwakilan" mereka di negeri itu. Katanya, kita punya gedung sekian belas lantai. Tapi nothing buat kita! Begitu katanya. Wuah,
miris juga saya dengar. Lihat terusan kalimatnya. "Sedangkan Philipina, hanya 2 lantai, itu pun ngontrak, tapi bangsanya bangga dengan kerja perwakilannya. Puas". Sedangkan kita, benar-benar payah. Kalau kita
lapor (maksudnya itu TKW2), kita ga diperlakukan dg ramah. Malah jadi kayak jongos benar-benar. Mereka kemudian cerita, bangsa aslinya sendiri, ketika mereka datang mau mengadu, mereka duluan yang menyapa: What can I do for you...?". Ramah bener.

Yah, itu barangkali sekelumit hal-hal yang tidak menyenangkan. Tapi saya percaya, negeri kita masih diperhitungkan di dunia ini. Benarkah?

Siapa yang tidak bangga dengan Garuda? Maskapai Penerbangan Nasional yang menginternasional. Bangga. Sejarah Garuda demikian mengagumkan. Hingga ketika diri ini yang bangga dengannya menerima satu kenyataan. Kata seorang petinggi wilayah ketika saya menginap di kediamannya di Amstelvein, Belanda, Garuda tidak lama lagi tutup. Bukannya ga boleh terbang loh. Tapi tutup. Sebab tidak laku atau gimana lah. Ga ngerti. Beberapa tahun setelahnya, saya dikagetkan lagi dengan berita bahwa Garuda tidak diperkenankan melewati Eropa karena satu dua alasan. Bahkan di wilayah saudi pun bermasalah. Entahlah apa yang sedang
terjadi. Saat tulisan ini dimuat, Garuda sudah berhasil melewati masa-masa sulit itu. Bahkan Garuda sudah menangguk keuntungan dari yang tadinya merugi. Dan Garuda pun menerima penghargaan internasional.
Namun, ketika ada berita bahwa Garuda tutup dan Garuda dilarang terbang, rasanya teriris-iris hati ini. Tarbayang Garudaku yang gagah, yang jadi perlambang negeri ini, harus "menerima perlakuan" tidak
hormat seperti itu. Terbanglah lagi Garudaku. Mengangsalah ke seluruh penjuru dunia. Supaya dunia tahu betapa gagahnya lambang negaraku.

Saya tersenyum kecut dengan dua berita yang turun dengan rentang waktu yang tidak berapa lama. Yaitu berita tentang petinggi kita yang kamarnya digeledah ketika berada di negeri orang. Dan yang satunya lagi, ketika diperiksa berlama-lama di imigrasi satu airport internasional. Lepas dari kenapa dan bagaimananya kisah di balik dua berita itu, bagi saya ya sekali2 memang petinggi kita kudu merasakan. Merasakan apa? Merasakan jadi warganya. Tidak jarang kami-kami juga diperlakukan demikian. Seenaknya saja mereka masuk kamar hotel kami dan memeriksa kami dengan satu alasan sederhana saja: Kami harus memeriksa
Anda! Begitu saja. Ga ada penjelasan.

Di Australia, berapa kali saya harus melewati pemeriksaan yang - hingga - ikat pinggang saya pun hrs ditaroh di pemeriksaan. Tas-tas saya pun hrs dibuka dan cenderung bahasa seharusnya: diobrak-abrik. Lagi-lagi alasannya sederhana: Kami harus memeriksa Anda. Satu yang menyakitkan, mereka melihat wajah saya: Asia. Asia harus diperiksa. Lalu ditanyalah saya, darimana? Saya jawab dengan gagahnya: Indonesia. Eh tanpa dinyana, petugas membuka lembaran petunjuk, dia urut dengan jarinya, ketemu! Ya, katanya, Indonesia harus diperiksa. Ooo, rupanya dilembar cek-list itu, nama Indonesia masuk daftar negara yang orang-orangnya harus diperiksa. Subhaanallaah. Geram juga saya. Nanti, kata saya, kalau saya udah jadi
Presiden, saya gituan dah dunia, he he he. Untunglah saya jauh jadi presiden. Kalo iya, udah perang terus kali bawaannya, ha ha ha. Perang urat syaraf. Betapa tidak, Bali saya periksa ketat seperti mereka memeriksa kita. Kamar-kamar mereka, tak geledah di sembarang waktu. Dan saya instruksikan supaya mata uang yang dipakai, hanya rupiah. Tak bikin peraturan, dolar dan lain-lainnya, kecuali real barangkali karena negeri dengan mekkah dan madinah, he he he, ga boleh masuk ke Indonesia. Mereka sudah harus nuker di negaranya masing-masing. Bakal dimusuhin sih, tapi biar saja. Wong presidennya kan saya, ha ha ha. Negara juga negara saya. Kalo ga suka, ya jangan masuk negara saya. Cuma, saya akan bikin dunia juga jadi perlu sama saya, jadi perlu sama Indonesia. Sehingga pasti mereka akan susah payah nurut, seperti hebatnya kita diam dan nurut diperlakukan oleh mereka!

Oleh: Ust. Yusuf Mansur

Permanent Resident Jatuh Miskin Karena Pajak?


Menanggapi milis yang beredar mengenai ”kejam”nya pajak dan orang pajak Indonesia, saya mencoba berhitung apakah ”claim” tersebut benar.

Untuk kepentingan ini, saya menjadikan acuan Australia sebagai benchmark terhadap Singapore. Ada dua alasan penting kenapa saya memilih Autralia. Yang pertama adalah saya ”blank” dengan sistem perpajakan di Singapore dan lebih familiar dengan praktek perpajakan di Australia. Alasan yang kedua adalah, saya pribadi memandang bahwa secara ekonomi, Australia dan Singapore adalah ”sejenis”. Asumsi data-data ekonomi dan ketenagakerjaan saya ambil berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama hidup di Kota Canberra, Australia.

Sebelum menghitung, apakah dengan membayar pajak di Indonesia dengan PTKP yang sangat rendah, Permanent Resident yang kerja di LN akan bangkrut, terlebih dahulu akan saya terangkan beberapa ”term” dan asumsi yang mungkin perlu dipahami.
Berbeda dengan Indonesia yang hanya mengenal WNI dan WNA, di negara-negara Maju dan OECD dikenal yang namanya Permanet Residen (PR) dan citizen. Perbedaan kedua jenis kependudukan tersebut terletak pada hak dan kewajiban yang diperoleh. WNI Pemegang PR Australia misalnya masih berstatus WNI dan memegang paspor Indonesia, namun dia tidak perlu mengurus atau memperpanjang Visa ketika ke Australia. Sedangkan citizen Australi berarti orang tersebut sepenuhnya menjadi warga negara dan pemegang paspor Australia. Konsekwensinya jika ada masalah di Australia pemegang PR masih ”diurusi” oleh KBRI kita, sementara citizen sepenuhnya urusan DN Australia.

Kemudian, untuk simplenya, kita berasumsi bahwa PR ini adalah bujangan. Dan dia bekerja di “kasta” non profesional. Sebagai contoh ádalah clearing service. Sebagai info di sana untuk profesional seperti akuntan , dokter atau bahkan lawyer dibayar sangat “muahallll”. Sebagai contoh, jika kita menyewa Layer untuk kasus perdata, tarif “sewa” nya bisa AUS $ 400 per jam.

Di Canberra, rata-rata bayaran untuk cleaning service adalah $ 15 per jam (di Weekend bisa 1.5 atau 2 x lipatnya). Kita asumsikan bahwa rata-rata seseorang bekerja selama 8 jam per hari dan 25 hari per bulan. Dengan demikian, sebulan seorang bujangan tanpa keahlian bisa mendapatkan 15 x 8 x 25 atau AUS $ 3000 per bulan. Dengan kata lain, dia mendapatkan penghasilan $ 36.000 per tahun. Asumsikan secara sederhana bahwa pengurang penghasiln bruto adalah sebsar 5 % atau $ 1.800 dan PTKP adalah $ 6.000. dengan demukian Ph Netto adalah $ 28.200. asumsikan lagi bahwa tarifnya adalah 10 %. Pajak yang dibayar adalah $ 2.820. sehingga dia dapat net income sebesar $ 25.380 per tahun. Jika rata-rata biaya hidup minimal adalah $ 1.500 per bulan atau $ 18.000 per tahun, maka dia bisa net saving sebesar $ 7.380 per tahun. Dengan kurs AUS $ 1 = Rp 7.500,- maka saving dia setahun sebesar Rp. 55.350.000,-

Sekarang kita hitung, berapa pajak yang harus dia bayar berdasarkan hukum PPh di Indonesia, jika diasumsikan dia tidak memiliki pendapatan lain baik dari Indonesia maupun di LN lainnya. Hasil meng”cleaning service” di LN bila di kurskan adalah sebesar Rp 270.000.000,- per tahun. Dengan biaya jabatan sebesar Rp 1.296.000 dan PTKP 2009 adalah Rp 15.840.000,- maka penghasilan kena pajak adalah sebesar Rp 252.864.000. Dengan tarif PPh tahun 2009, PPh terutang adalah sebesar Rp 33.216.000. dengan hak kredit PPh pasal 24 sebesar Rp 21.150.000,- maka dia hanya perlu membayar PPh di Indonesia sebesar Rp 12.066.000,-. Jadi kalo net saving dia sebelum kena pajak di Indonesia adalah sebesar Rp 55.350.000,-, maka setelah bayar pajak di Indonesia dia masih punya tabungan sebesar Rp 43.284.000,- setahun. Jadi seorang cleaning service aja masih bisa nabung sebesar 40 jutaan rupiah.

Dengan demikian, benarkah claim bahwa mereka akan jatuh miskin hanya karena bayar pajak di Indonesia?? Silahkan anda menjawabnya sendiri.

Mengenai kritik tentang PTKP yang teramat kecil di Indonesia, mungkin benar, jika mereka “compare” biaya hidup di Singapore. Tapi jika kita melihat di Australia, PTKP untuk bujangan adalah $ 6000 setahun sementara biaya hidup minimal setahun adalah $ 1.500 per bulan atau $ 18.000 per tahun. Dengan demikian kenapa mereka sangat cerewet jika berkaitan dengan kewajiban mereka terhadap negara Indonesia, namun tidak pernah berpikir betapa “ketidakadilan” juga kadang terjadi di negara lain. kenapa mereka protes bahkan memaki-maki negara kita, hanya karena “diminta” “sumbangan” pajak sebesar Rp 12 jutaan per tahun, sementara di saat yang sama dia “menyumbang” pajak ke negara asing sebesar Rp 21 jutaan. Bahkan jika tarif pajak di LN lebih tinggi dari Indonesia, maka mereka tak akan membayar se sen pun ke Indonesia?? Ok-lah jika mereka beralasan bahwa pantas mereka membayar pajak di negara asing karena mereka menikmati fasilitas di negara tersebut? Tapi lupakah mereka bahwa mungkin Anak mereka, Istri mereka, Saudara, atau orang tua mereka menikmati Jalan, Sekolah, jembatan, dan fasilitas lain di Indonesia? Dan lupakah mereka bahwa fasilitas tersebut di bangun dari pajak??

Kemudian menyangkut “ancaman” untuk hengkang di Indonesia, dengan teramat sedih saya katakan bahwa saya pribadi mempersilahkan mereka yang memandang “jijik” negara tercinta ini untuk meninggalkan dan menjadi warga negara lain. karena di jaman sekarang itu adalah termasuk “Hak Asasi Manusia” yang dihargai. Karena bagi saya pribadi, saya sangat respek jika orang pergi dari negeri ini jika alasannya adalah idealisme dan keyakinan baik politik maupun agama.

Namun, jika orang hengkang hanya karena masalah “uang”, hal ini hanya mengungkit luka lama mengingat kisah para perampok BLBI yang lari ke negara tetangga. Mungkin masih segar dalam ingatan kita, bagaimana uang ratusan triliun rupiah di ambil dan kemudian dengan pongahnya mereka lari ke negara lain. uang BLBI yang dijarah tersebut mengakibatkan negara terpaksa mengeluarkan biaya rekapitulasi perbankan. Dan hal tersebut dibebankan oleh APBN. Dan ironisnya beban bunga dan rekap tersebut diambil dari dana PAJAK yang sekarang mereka hujat.

Bagi saya pribadi, negara Indonesia tidak akan runtuh hanya karena “orang-orang yang MERASA pinter” lari ke negara lain untuk menghindari pajak. Dan bangsa Indonesia tidak akan tenggelam hanya karena di urus oleh kita-kita yang di CAP BODOH oleh mereka.

Mungkin benar bahwa negara kita belum sempurna. Mungkin benar juga bahwa pemerintah kadang abai terhadap kewajibannya. Tapi bukankah hal tersebut juga menimpa masyarakat Indonesia lainnya yang hidup di Indonesia? Lupakah kita, bahwa itu semua memerlukan pengorbanan dan cinta kita bersama untuk memperbaikinya???

Oleh: Dul Arief

24 September 2008

ORANGTUA DAN GURU HARUS KENAL GAYA BELAJAR ANAK SECARA TEPAT AGAR ANAK TAK FRUSTASI KARENA DINILAI

Tulisan Ozu rapih dan enak dibaca. Di dalam buku catatan sekolahnya banyak sekali simbol atau gambar daripada kata-kata. Kalau mencari buku bacaan, Ozu akan membolak-batik gambarnya atau penggambaran suasana cerita. Jika membaca atau mendengar kata bunga, dia mencatatnya dengan gambar bunga, atau kata "meningkat" akan ditulisnya berupa tanda panah ke atas. Di kelas dia lebih suka kalau guru menerangkan sesuatu dengan gambar. Bagi Ozu segala sesuatu yang ia dengar, harus ditulis kembali dalam satu daftar. Tak jarang dia membuat titian keledai dengan nama yang mudah diingat untuk mengingat pelajaran.

Sedangkan, buku tulis Gladys lebih banyak halaman kosong dan tulisannya tak cukup rapih. Gladys selalu bilang sudah memahami pelajaran dengan baik, jadi tidak perlu ada catatan. Di dalam kelas Gladys selalu aktif bertanya, ia juga dianggap cermat mendengarkan pelajaran. Di rumah Gladys lebih asyik bermain PS dan selalu membaca ulang komik-komik yang dibeli, sampai hafal dialognya la selalu ingat kata-kata yang didengar?nya. Jangan coba-coba berjanji dengan Gladys, pasti akan dikejarnya.

Lain lagi dengan Fani yang selalu mempraktikkan perkataan guru di kelas. Dia paling suka melakukan percobaan. Semua tugas praktik dalam buku pelajaran dengan antusias dikerjakannya sendiri. Fani semangat bertanya hal apa saja yang ingin diketahuinya untuk bisa dilakukan. Dia paling sering membantu bibi memasak. Ibunya mengaku jarang melihat Fani duduk membaca dan menu?lis terus menerus dengan tertib di dalam kamar.

Orangtua harus menyadari bahwa anak memiliki gaya belajar berbeda untuk mengembangkan potensinya. Mari kita bayangkan bahwa potensi anak berada di dalam satu kotak tertutup. Untuk membuka kotak tersebut, diperlukan kunci. Kunci yang dimaksud adalah bagaimana orangtua dapat memahami gaya belajar anak, sehingga tidak perlu merasa cemas kalau melihat anak tampak santai di rumah karena tidak belajar.

Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Psikolog pendidikan menyakini bahwa setiap orang memiliki kekuatan belajar atau modalitas belajar. Semakin kita mengenal baik modalitas belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup. Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Psikolog pendidikan menyakini bahwa setiap orang memiliki kekuatan belajar atau modalitas belajar.

Semakin kita mengenal baik modalitas belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup. Belajar berawal dari rumah! Anak belajar melalui apa yang ia lihat, dengar, dan sentuh. Satu dari tiga saluran inderawi -visual, auditori dan kinestetik- adalah salah satu cara untuk belajar dengan baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar anak adalah persepsi, yaitu bagaimana dia memperoleh makna dari lingkungan.

Persepsi diawali lima indera: mendengar, melihat, mengecap, men?cium,dan merasa.Didunia pendidikan, istilah modalitas mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Modalitas visual menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Modalitas pen?dengaran merujuk pada pendengaran dan pembicaraan. Modalitas kinestetik merujuk gerakan besar dan kecil. Salah satu tanda mengenali gaya bela?jar seseorang melalui kalimat yang ia gunakan. Tipe visual akan bicara misalnya, " Mama, lihat muka Indri dong jika mau bicara sesuatu." Bu Guru bisa melihat apa yang aku maksudkan barusan?" Sedang?kan, tipe auditori mengatakan, "Mama, dengerin, aku mau cerita:'Tipe kineste?tik cenderung berbicara sangat singkat, bahkan tanpa komentar apapun. Tanpa disadari gaya belajar mempenga?ruhi seseorang memilih tempat duduk. Tipe visual lebih memilih duduk di baris depan. Tipe auditori cenderung duduk di tengah-tengah. Tipe kinestetik, lebih memilih duduk di sebelah kanan, dekat pintu. Mereka akan segera melarikan diri jika merasa tidak perlu mendengarkan. Apa yang bisa dibantu orangtua? Dengan memahami gaya belajar anak berarti akan membuat anak lebih bahagia. Karena respons orangtua terhadap kebutuhan dirinya tepat. Bagi anak dengan gaya belajar kinestetik, maka orangtua atau guru diharap pula aktif bersikap fisik.Anak tak mau buang waktu untuk bicara dan cenderung langsung pada apa yang harus dikerjakan. Anak sangat energik dan selalu nomor satu berdiri di depan barisan. Jika mendengarkan musik, dia bergoyang sesuai irama. Jika diajak jalan-jalan, tangannya mencoba menyen?tuh apa saja. Pilih mainan roda dua, tali lompat, bola, cat air, clan dough. Anak juga suka main drama. Penegakkan disiplin tak cukup hanya verbal, karena tak berpengaruh. Perlu digunakan cara time out. Anak tipe auditori terlihat gemar bicara. Di kelas sering mengganggu anak lain dengan teriakan dan cerita-ceritanya. Anak ini pencinta musik apa saja. Pilih berbagai macam CD dan alat musik main?an. Beri kesempatan sebanyak mungkin untuk bicara, menyanyi, mendengarkan, dan berteriak. Penegakan disiplin cukup dengan kata-kata. Gunakan dialog dan tatap muka untuk menjelaskan masalah yang perlu menjadi perhatiannya.

Anak tipe visual tampak terpaku dalam mengamati sesuatu. Dia penuh rasa ingin tahu terhadap hal baru. Orangtua dapat memberikan kesempatan melalui gambar-gambar. Berbagai perlengkapan seperti papan tulis, krayon, cat air, spidol, gunting clan lem bisa disiapkan untuknyz Termasuk main-an boneka-boneka yang dapat diganti pakaiannya. Disiplin ditegakkan dengan mengacu pada orangtua. Mereka tidak membutuhkan perkataan panjang lebar, tetapi cukup mencontoh perbuatan orangtua. Hadiah cukup dengan senyum lebar, dan ekspresi orangtua terhadap kegiatan mereka.
Peraturan bagi orang tua :

  1. Sadari tipe gaya belajar anak. Tipe kinestetik, visual, auditori atau kombinasi.
  2. Sadari tipe gaya belajar diri. Orangtua bisa saja memiliki gaya belajar berbeda dengan anaknya.
  3. Penuhi anak dengan kesempatan agar dia berhasil dalam modalitas yang dimilikinya.
  4. Disiplin dan beri hadiah sesuai dengan gaya belajarnya.
  5. Selalu melihat posisi terbaik yang dimiliki anak untuk dikembangkan.
  6. Bantulah anak menggunakan strategi modalitas untuk menguasai berbagai keterampilan clan konsep lainnya.

Karakteristik Gaya Belajar

Visual

  • Gaya, Belajar melalui pengamatan: mengamati peragaan. Membaca, Menyukai deskripsi, sehingga seringkali ditengah-tengah membaca berhenti untuk membayangkan apa yang dibacanya. Mengeja, Mengenali huruf melalui rangkaian kata yang tertulis
  • Menulis, Hasil tulisan cenderung baik, terbaca jekas dan rapi.
  • Ingatan, Ingat muka lupa nama, selalu menulis apa saja. Imajinasi, Memiliki imajinasi kuat dengan melihat detil dari gambar yang ada.
  • Distraktibilitas, Lebih mudah terpecah perhatiannya jika ada gambar.
  • Pemecahan, Menulis semua hal yang dipikirkan dalam suatu daftar.
  • Respons terhadap periode kosong aktivitas, Jalan-jalan melihat sesuatu yang dapat dilihat. Respon untuk situasi baru, Melihat sekeliling dengan mengamati struktur.
  • Emosi, Mudah menangis dan marah, tampil ekspresif. Komunikasi, Tenang tak banyak bicara panjang, tak sabaran mendengar, lebih banyak mengamati.
  • Penampilan, Rapi, paduan warna senada, dan suka urutan.
  • Respon terhadap seni, Apresiasi terhadap seni apa saja yang dilihatnya secara mendalam dengan detil dan komponen, daripada karya secara keseluruhan. 
Auditori
  • Gaya, belajar melalui instruksi dari orang lain. Membaca, Menikmati percakapan dan tidak memperdulikan ilustrasi yang ada. Mengeja, Menggunakan pendekatan melalui bunyi kata. Menulis, Hasil tulisan cenderung tipis, seadanya. Ingatan, ingat nama lupa muka,ingatan melaui pengulangan.
  • Imajinasi, Tak mengutamakan detil, lebih berpikir mengandalkan pendengaran.
  • Distraktibilitas, Mudah terpecah perhatiannya dengan suara.
  • Pemecahan, Pemecahan masalah melalui lisan.
  • Respons terhadap periode kosong aktivitas, Ngobrol atau bicara sendiri.
  • Respon untuk situasi baru, Bicara tentang pro dan kontra.
  • Emosi, Berteriak kalau bahagia, mudah meledak tapi cepat reda, emosi tergambar jelas melalui perubahan besarnya nada suara, dan tinggi rendahnya nada.
  • Komunikasi, Senang mendengar dan cenderung repetitif dalam menjelaskan.
  • Penampilan, Tak memperhatikan harmonisasi paduan warna dalam penampilan.
  • Respon terhadap seni, Lebih memilih musik. Kurang tertarik seni visual, namun siap berdiskusi sebagai karya secara keseluruhan,tidak berbicara secara detil dan komponen yang dilihatnya.

Kinestetik

  • Gaya, Belajar melalui melakukan sesuatu secara langsung
  • Membaca, Lebih memiliki bacaan yang sejak awal sudah menunjukkan adanya aksi.
  • Mengeja, Sulit mengeja sehingga cenderung menulis kata untuk memastikannya
  • Menulis, Hasil tulisan "nembus" dan ada tekanan kuat pada alat tulis sehingga menjadi sangat jelas terbaca. Ingatan, Lebih ingat apa yang sudah dilakukan, daripada apa yang baru saja dilihat atau dikatakan. Imajinasi, Imajinasi tak terlalu penting, lebih mengutamakan tindakan/kegiatan.
  • Distraktibilitas, Perhatian terpecah melalui pendengaran
  • Pemecahan, Pemecahan masalah melalui kegiatan fisik dan aktivitas.
  • Respons terhadap periode kosong aktivitas, Mencari kegiatan fisik bergerak.
  • Respon untuk situasi baru, Mencoba segala sesuatu dengan meraba, merasakan dan memanipulasi. Emosi, Melompat-lompat kalau gembira, memeluk, menepuk, dan gerakan tubuh keseluruhan sebagai luapan emosi.
  • Komunikasi, Menggunakan gerakan kalau bicara, kurang mampu mendengar dengan baik.
  • Penampilan, Rapi, namun cepat berantakan karena aktivitas yang dilakukan
  • Respon terhadap seni, Respons terhadap musik melalui gerakan. Lebih memiliki patung, melukis yang melibatkan aktivitas gerakan.

Oleh : DR Reni Akbor Howodi Psi. Fak. Psikologi UI

Mengasuh Anak vs Mengelola Anak

Oleh : Ariesandi

Mata rantai yang hilang dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan di Indonesia : Pendidikan untuk menjadi orangtua profesional.

Menjadi orangtua adalah suatu profesi yang sangat mulia. Namun sebagian besar dari kita tidak mengerti harus bagaimana mempersiapkannya. Ketika kita mempersiapkan pernikahan maka kita sibuk memikirkan acara pestanya. Kita sibuk memikirkan siapa yang akan diundang, gaun apa yang akan dikenakan pengantin wanita, makanan seperti apa yang akan dihidangkan, foto kenangan seperti apa yang akan dilakukan dan mungkin juga tempat tinggal seperti apa yang akan dihuni.

Banyak diantara pasangan muda yang menikah tidak mempersiapkan diri untuk mendidik anaknya. Mereka berpikir bahwa kalau menikah dan punya anak maka secara alami kita pasti bisa mendidiknya. Tidak perlu belajar. Tetapi setelah anaknya bermasalah barulah mereka sadar telah membuang waktu untuk belajar. Itupun untung jika masih sadar. Banyak yang tidak menyadarinya sampai tua.

Kebanyakan orangtua sekarang lebih mampu mengelola anaknya ketimbang mengasuh atau mendidiknya. Mengelola adalah kegiatan yang dilakukan dengan pikiran logis. Contohnya menyelesaikan pekerjaan rumah, mengikutkan anak les musik / balet / pelajaran, mengingatkan anak untuk makan, mandi dan tidur. Intinya tentang bagaimana membantu mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan dan menjadi apapun yang mereka inginkan yang sesuai dengan keinginan kita. Kita memperlakukan anak-anak seperti karyawan di kantor yang perlu dikontrol dan diawasi dengan seperangkat aturan.

Apakah dengan cara mengelola seperti itu sudah layak dan cukup disebut mengasuh dan mendidik? Pengasuhan merupakan kegiatan yang kita lakukan dengan pikiran dan juga perasaan. Hal tersebut meliputi memberi pelukan yang cukup banyak, memberi pujian dan menyemangati ketika anak-anak tertekan, memberikan kehangatan untuk menentramkan mereka dan memberikan mereka waktu berkualitas. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah mengetahui siapa mereka dan membantunya menjadi seperti apa yang ada dalam dirinya. Bukan menjadikan mereka seperti apa yang kita inginkan.

Analogi yang paling buruk tentang pengasuhan anak adalah yang mengibaratkan anak seperti gumpalan tanah liat dan orangtua adalah pematungnya. Hal ini menggambarkan bahwa anak berada dalam pihak yang pasif dan tak berdaya sama sekali. Anak diposisikan tidak memberikan kontribusi dalam proses tumbuh kembangnya. Hal ini pada akhirnya gagal dan sangat merugikan perkembangan anak itu sendiri.

Analogi yang lebih baik adalah analogi bibit tanaman. Pohon kecil yang ditanam di taman semuanya mirip. Tapi ternyata mereka semua berbeda. Ada pohon pinus, pohon apel dan pohon mangga. Kita tidak membentuk mereka melainkan merawatnya sesuai dengan karakteristik yang telah ada.

Kita perlu mencari tahu pohon jenis apa. Setelah itu mempelajari apa yang mereka perlukan dan menyediakan apa yang diperlukan tersebut. Mungkin pupuk yang sesuai dan pasokan air yang memadai sesuai dengan semua sifatnya agar mencapai pertumbuhan optimal.

Dalam hal ini mengelola, membentuk, mengarahkan dan mengajari mendapatkan porsi. Mengasuh dan mendidik adalah selubung yang melingkupi semua hal tersebut. Mengasuh dan mendidik memerlukan kecakapan untuk menentukan kapan saat terbaik untuk mengelola, membentuk, mengarahkan dan mengajari anak sehingga dengan begitu si anak bisa menemukan memunculkan potensi dan karakteristik terbaik yang telah ada dalam dirinya.

Bagaimana dengan Anda? Apakah selama ini Anda lebih banyak mengelola atau mengasuh? Masih ada waktu untuk mengubah diri dan mempelajari banyak hal untuk membantu anak kita mengembangkan potensi terbaik dirinya. Segeralah ambil tindakan.

Mengapa Orangtua Perlu Mendidik Anak tentang Uang ? Dan Bagaimana Caranya ?

Oleh : Sukarto

Saya rasa sebagai orangtua, tidak ada yang ingin anaknya saat dewasa nanti hidupnya jadi sengsara, tidak punya uang, banyak hutang atau memiliki kesulitan keuangan. Tetapi anehnya apa yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh 80% orangtua saat ini, secara tidak sadar mengkondisikan anaknya saat dewasa nanti jadi sengsara, banyak hutang atau kesulitan keuangan lainnya. Tidak percaya ? Baca baik-baik penjelasan di bawah ini karena mungkin inilah yang bisa membuat Anda sadar dan mulai melakukan sesuatu untuk kondisi keuangan anak anda.

Data statistik selama 10 tahun terakhir ini menunjukkan telah terjadi penurunan drastis pada jumlah uang yang ditabung oleh masyarakat. Dan sebaliknya, selama 10 tahun terakhir ini, terjadi peningkatan drastis pada jumlah pengeluaran dan hutang pribadi. Sebenarnya kita tidak perlu tahu tentang data / statistik ini untuk mengetahui telah terjadi perubahan perilaku dari segi kebiasaan pengeluaran dan menabung. Kita cukup mengamati perilaku orangtua atau kakek kita dan bandingkan dengan diri kita. Kebanyakan orang akan setuju bahwa orangtua atau kakek kita menyimpan atau menabung uang lebih banyak dan lebih sedikit pengeluaran. Sedangkan kita yang hidup di jaman teknologi dan serba cepat ini, kok rasanya berkebalikan, menyimpan uang lebih sedikit dan pengeluaran lebih banyak, betul tidak ?

Setiap kita melihat TV, majalah, koran atau ke Mall/Plaza, kita dibombardir dengan iklan atau tawaran menarik yang semuanya ingin membuat kita mengeluarkan dompet. Belum lagi ke plaza / mall manapun saat ini, kita ditawari Kartu Ajaib dimana kita bisa belanja tanpa harus mengeluarkan uang langsung, bayarnya bisa nunda 45 hari atau bahkan di cicil saja, sesuatu yang tidak bisa dibayangkan oleh generasi sebelumnya. Anda tahu kartu ajaib itu ? Itulah Kartu Kredit, gratis biaya tahunan lagi, mana tahan… langsung saja Anda daftar untuk mendapatkannya.

Yang tidak Anda mengerti adalah semua iklan dan semua tawaran kartu kredit mendidik Anda untuk mempunyai perilaku konsumtif. Awalnya mungkin Anda belanja sesuai dengan kebutuhan, tetapi karena terus dibombardir iklan dan tawaran menarik yang mendidik perilaku konsumtif, Anda mulai tergiur juga dan pelan-pelan secara tidak sadar pengeluaran Anda mulai meningkat. Secara tidak sadar, Anda mulai mengeluh pendapatan Anda tidak cukup dan Anda mulai merasa program cicilan 6 bulan dengan bunga 0% dari kartu kredit jadi menarik. Dan tidak lama kemudian, Anda baru sadar bahwa pengeluaran Anda lebih besar daripada pendapatan Anda dan sekarang Anda mempunyai hutang yang setiap bulannya berbunga !! Bukan uang, tapi hutangnya yang berbunga !!

Perasaan tertekan dan stress mulai timbul. Karena belanja selama ini memberikan suatu perasaan senang, saat Anda merasa stress, dorongan untuk belanja / beli sesuatu semakin kuat, karena Anda mencari suatu perasaan senang kan dalam hidup. Anda mulai berpikir bahwa solusi terhadap permasalahan Anda adalah dengan menghasilkan uang lebih banyak. Anda membayangkan “Kalau saja saja punya penghasilkan dua kali lipat dari sekarang, pasti permasalahan keluarangan ini selesai”. Beberapa diantara Anda pernah mengalami hal seperti ini dan saat penghasilan Anda meningkat, pengeluaran Anda juga meningkat pula sehingga Anda tetap tidak keluar dari kesulitan keuangan Anda. Aneh ya ? Ini tidak aneh, karena Anda tidak sendirian. Baca nasib beberapa orang terkenal yang menghasilkan sangat banyak ini :

  • Toni Braxton adalah seorang penyanyi top penerima Grammy Award, seorang bintang pop yang menghasilkan puluhan juta dollar (setara dengan ratusan Milyar Rupiah) dalam karirnya. Belum lama ini mengajukan permohonan pailit / bangkrut karena keinginan tidak terkontrol dalam membeli banyak perhiasan dan pakaian bulu.
  • Burt Reynolds adalah seorang aktor film terkenal di jaman tahun 70 an dan 80 an, mengalami pailit / bangkrut pada pertengahan tahun 90 an. Dan saat ini mulai membangun kembali karir dan kondisi finansialnya.
  • Joe Louis adalah salah satu juara kelas berat terkenal sepanjang masa dan menghasilkan jutaan dollar dalam karirnya. Dia meninggal dalam kondisi bangkrut.
  • Mike Tyson adalah salah satu juara dunia kelas berat terkenal di era 90 an.

Kebiasaannya dalam mengeluarkan uang membawa dirinya mengalami kebangkrutan, pikiran stres dan tertekan dan akhirnya sempat masuk penjara.

Dan masih banyak contoh lain yang bisa disebutkan. Tetapi saya harap Anda bisa mengerti bahwa bukan jumlah uang yang Anda hasilkan yang akan menentukan apakah Anda akan memiliki sukses secara finansial.

Nah jika Anda merasa sebagai seorang dewasa yang merasa kurang memiliki kontrol diri tentang pengeluaran, sering membeli barang karena keinginan sesaat, membelanjakan lebih banyak daripada pendapatan dan bahkan memiliki hutang yang berbunga karena perilaku konsumtif Anda, kira-kira apa yang dipelajari anak Anda (jika anda punya anak tentu saja) tentang uang ? Anak belajar dari mengamati orangtuanya, bukan dari nasehat atau ucapan orangtuanya. Sehingga masuk akal kan, bila anak dari mengamati orangtuanya, belajar atau percaya bahwa tujuan memiliki uang adalah untuk dibelanjakan atau untuk dihabiskan ? atau anak belajar bahwa membeli sesuatu memberikan kebahagiaan ? Karena anak sering melihat orangtuanya tampak senang dan bahagia setelah membeli sesuatu baik itu baju, produk elektronik atau barang konsumtif lainnya. Sehingga masuk akal kan bila akhirnya anak tersebut juga ingin bahagia atau senang dengan cara belanja / membeli sesuatu ? Dan akhirnya anak akan mengulangi lagi kehidupan orangtua nya yang tertekan karena permasalahan keuangan.

Inilah yang saya maksud di awal tulisan ini, banyak orangtua secara tidak sadar bahwa perilakunya mengkondisikan anaknya saat dewasa nanti jadi sengsara, banyak hutang atau kesulitan keuangan lainnya karena anak tidak dididik untuk memiliki kebiasaan yang benar mengenai uang atau dengan kata lain, anak tidak dididik untuk memiliki kecerdasan keuangan.

SekolahOrangtua memasukan aspek keuangan dalam pendidikan dan pengajarannya karena kami merasa uang adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia dan orangtua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk masa depan keuangan anak. Ikuti terus pembelajaran keuangan dari SekolahOrangtua dimana Anda akan belajar hal-hal berikut :

  • Mengapa apa yang dilakukan dengan uang Anda lebih penting daripada jumlah yang Anda hasilkan ?
  • Bagaimana cara mendidik anak agar mempunyai kebiasaan menabung sejak kecil ?
  • Bagaimana cara mendidik anak kita mempunyai kebiasaan membeli sesuatu dengan bijaksana ?
  • Apakah anak perlu diberi jatah uang belanja atau tidak ya ?
  • Bagaimana caranya membuat anak kita menjadi Milyarder saat dewasa nanti dan memiliki kemampuan untuk mengelolanya dengan hanya menabung Rp 20.000 per hari ?
  • Dan masih banyak lagi.

Tulisan ini memang bertujuan memberikan Anda sebagai orangtua kesadaran tentang pentingnya memberikan kecerdasan keuangan ke anak.

Mendidik Anak Tanpa Kekerasan

Oleh : Ariesandi

Seringkali orangtua menanyakan ke saya “Anak saya ini kalau diomongin susah nurutnya, bagaimana sih caranya agar anak nurut dengan orangtua ? Apa musti dipukul dulu baru nurut ? ” Mendengar pertanyaan ini, seringkali saya jawab dengan singkat “Kenapa musti harus dengan kekerasan ? “. Dan seringkali saya menceritakan kisah di bawah ini agar mereka mengerti apa maksudnya Mendidik Anak Tanpa Kekerasan.

Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya :

Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.

Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata,”Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.”

Segera saja saya menyelesaikan pekerja-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00 !!!

Dengan gelisah ayah menanyai saya,”Kenapa kau terlambat ?” Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop sehingga saya menjawab, ”Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.”

Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, ”Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”

Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.

Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi ? Ya bisa saja ! Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya sehingga hasil positif yang kita inginkan pasti tercapai. Hal ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih. Janganlah bertindak karena reaksi spontan belaka dan kemudian menyesal setelah melakukannya.

Jika kita mau berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana anak-anak kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua ”bibit” perilaku dan sikap ditanamkan. ”Bibit” perilaku dan sikap inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya. Siapakah yang menanamkan ”bibit” perilaku dan sikap itu untuk pertama kalinya ? Ya anda pasti sudah tahu jawabnya, kitalah orangtua yang menanamkan segala macam ”bibit” perilaku dan sikap itu.

Bagaimana jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan pengasuhnya ( baby sitter ). Ya berdoalah semoga pengasuh anak anda mempunyai pemikiran bijaksana dan bisa mempengaruhi anak anda secara positif. Berharaplah pengasuh anak (baby sitter) anda mengerti cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap, berucap dan bertindak dengan baik agar anak anda memperoleh ”bibit” sikap dan perilaku yang baik.

Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pasti karena sesuatu ”sebab”. Perilaku, ucapan sikap, dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah suatu rentetan ”akibat” dari suatu ”sebab” yang telah ditanamkan terlebih dahulu. Mungkinkah terjadi ”akibat” tanpa ”sebab” ? Mungkinkah anak kita berbohong tanpa sebab, mungkinkah anak kita ”nakal” tanpa sebab, mungkinkah anak kita rewel tanpa sebab ? Sebagai orangtua kita wajib mencari tahu apa penyebabnya. Tidaklah pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita perbuat. Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap ?

Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi orangtua, tetapi kita tidak pernah punya pengalaman menjadi orangtua. Kita mempunyai pengalaman menjadi anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri dengan belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang dilakukan orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi ?

Perlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan ! Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orangtua pada kita.

Wish you become the best parents in the world !

Mendidik Anak Tanpa Kekerasan


Oleh : Ariesandi

Seringkali orangtua menanyakan ke saya “Anak saya ini kalau diomongin susah nurutnya, bagaimana sih caranya agar anak nurut dengan orangtua ? Apa musti dipukul dulu baru nurut ? ” Mendengar pertanyaan ini, seringkali saya jawab dengan singkat “Kenapa musti harus dengan kekerasan ? “. Dan seringkali saya menceritakan kisah di bawah ini agar mereka mengerti apa maksudnya Mendidik Anak Tanpa Kekerasan.

Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya :

Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.

Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata,”Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.”

Segera saja saya menyelesaikan pekerja-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00 !!!

Dengan gelisah ayah menanyai saya,”Kenapa kau terlambat ?” Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop sehingga saya menjawab, ”Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.”

Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, ”Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”

Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.

Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi ? Ya bisa saja ! Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya sehingga hasil positif yang kita inginkan pasti tercapai. Hal ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih. Janganlah bertindak karena reaksi spontan belaka dan kemudian menyesal setelah melakukannya.

Jika kita mau berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana anak-anak kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua ”bibit” perilaku dan sikap ditanamkan. ”Bibit” perilaku dan sikap inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya. Siapakah yang menanamkan ”bibit” perilaku dan sikap itu untuk pertama kalinya ? Ya anda pasti sudah tahu jawabnya, kitalah orangtua yang menanamkan segala macam ”bibit” perilaku dan sikap itu.

Bagaimana jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan pengasuhnya ( baby sitter ). Ya berdoalah semoga pengasuh anak anda mempunyai pemikiran bijaksana dan bisa mempengaruhi anak anda secara positif. Berharaplah pengasuh anak (baby sitter) anda mengerti cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap, berucap dan bertindak dengan baik agar anak anda memperoleh ”bibit” sikap dan perilaku yang baik.
Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pasti karena sesuatu ”sebab”. Perilaku, ucapan sikap, dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah suatu rentetan ”akibat” dari suatu ”sebab” yang telah ditanamkan terlebih dahulu. Mungkinkah terjadi ”akibat” tanpa ”sebab” ? Mungkinkah anak kita berbohong tanpa sebab, mungkinkah anak kita ”nakal” tanpa sebab, mungkinkah anak kita rewel tanpa sebab ? Sebagai orangtua kita wajib mencari tahu apa penyebabnya. Tidaklah pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita perbuat. Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap ?

Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi orangtua, tetapi kita tidak pernah punya pengalaman menjadi orangtua. Kita mempunyai pengalaman menjadi anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri dengan belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang dilakukan orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi ?

Perlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan ! Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orangtua pada kita.

Wish you become the best parents in the world !

Hypnosleep Bukan Shortcut

Oleh : Ariesandi

“Halo selamat pagi Pak! Saya Ibu Nini yang beberapa waktu lalu minta waktu untuk konseling”, demikian suara telpon di seberang.

“Oh ya, halo Ibu bagaimana kabarnya ada perkembangan baik?”, tanya saya sambil berusaha mengingat Ibu Nini yang mana.

“Begini Pak, saya sudah melakukan hypnosleep pada anak saya yang malas belajar seperti saran Bapak, namun hasilnya hanya bertahan beberapa hari saja. Tidak sampai seminggu setelah itu ia kembali pada kebiasaannya semula”, demikian Ibu Nini melanjutkan keluhannya.

Apakah anda pernah mengalami hal semacam itu? Ya banyak sekali keluhan dari para orangtua semacam itu. Mereka yang mengeluhkan anaknya tidak suka makan sayur, mengompol saat tidur malam, tidak suka minum air, suka menggigit kuku, overaktif dan lain sebagainya. Mereka gagal menerapkan hypnosleep. Apakah hypnosleep tidak bekerja dengan sempurna?

Agar hypnosleep bekerja dengan sempurna ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Inilah prasyarat utama yang harus dipenuhi ketika melakukan hypnosleep:

  1. Langkah awal adalah membuat sugesti yang akan anda sampaikan secara tertulis, agar kita tidak berpikir menyusun kalimat saat melakukan hypnosleep. Hendaknya pendek, singkat dan jelas. Perhatikan juga pemakaian kata yang tepat. Intinya adalah mengatakan apa yang kita inginkan dengan kalimat positif BUKAN mengatakan apa yang tidak kita inginkan.
  2. Amati jumlah tarikan napas subyek. Hendaknya 6-8 tarikan napas per menit. Ini untuk menjamin bahwa subyek tertidur pulas. Yang paling ideal adalah 6 - 7 tarikan napas per menit.
  3. Dekati subyek dengan lembut untuk melakukan bypass terhadap pikiran kritisnya. Goyang tubuh subyek dengan memegang dagunya. Goyangkan sedikit ke kiri dan kanan sambil mengucapkan kalimat berikut dengan mantap disertai nada suara rendah dan datar “Ini …… (nama anda atau mama atau papa) yang bicara. Kamu bisa dengar …… (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar …… (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar …… (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”
  4. Jika subyek tertidur sangat lelap, kalimat di atas mungkin perlu diulangi beberapa kali sehingga bisa menembus level pikiran bawah sadarnya. Lanjutkan “Jika kamu dengar, gerakkan jari telunjuk/ibu jari yang saya sentuh. Jika kamu dengar, gerakkan jari telunjuk yang saya sentuh. Kamu bisa dengar …… (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”
  5. Setelah itu bacakan sugesti yang telah anda susun tadi 3 atau 4 kali untuk memastikan sampai ke bawah sadarnya.
  6. Lalu tutup dengan kalimat berikut “Kalau saya berhenti bicara maka kamu akan kembali tidur nyenyak seperti tadi. Kamu tidak akan mengingat apa yang baru saya sampaikan tapi kamu merasakan suatu perubahan dalam dirimu ketika bangun esok pagi dengan sangat segar. Sekarang tidurlah kembali dengan sangat nyenyak!”
  7. Keesokan hari dan seterusnya, berlakulah seperti telah terjadi perubahan. Jika belum melihat perubahan nyata secara janganlah gusar dan berpikiran negatif. Biarkan proses perubahan terjadi di dalam lebih dahulu. Bila perlu anda ulangi hypnosleep lagi pada malam harinya.
  8. Untuk mempercepat proses perubahan, siapkanlah lingkungan yang kondusif. Jika sugestinya anak akan suka belajar, maka anda tunjukkan dengan contoh bahwa anda juga suka belajar dan katakan singkat saja pada anak bahwa belajar itu menyenangkan
  9. Ketika ia mulai menunjukkan perubahan, jangan disabotase dengan kata-kata “Kok tumben ya sekarang suka belajar?” atau kata-kata semacam itu. Sebaliknya dukung dengan kalimat “Bagus makin hari belajar itu makin menyenangkan ya?”
  10. Tetap jaga pikiran anda agar positif. Jangan mulai berpikir “Ihhhh kok belum terjadi perubahan sih. Dasar anak bandel. Susah banget sih jadi baik?”
  11. Untuk setiap kasus yang anda sugestikan, beri waktu sampai terjadi perubahan baru beralih ke kasus yang lain.

Setelah membaca langkah detail di atas, sekarang kita tahu bahwa hypnosleep bukanlah jalan pintas satu-satunya. Ada prasyarat lain yang harus kita lakukan secara sadar dalam situasi sehari-hari untuk mendukung sugesti yang telah dimasukkan. Hal ini dimaksudkan agar pikiran bawah sadar subyek bisa diyakinkan untuk berubah.

Dan ingatlah bahwa perubahan bisa terjadi dengan beberapa kemungkinan. Bisa langsung terjadi seketika, bisa secara bertahap, dan bisa juga tidak terjadi apapun namun setelah beberapa minggu terjadi lompatan perilaku seperti yang kita harapkan. Bagaimanapun tetaplah yakin bahwa yang terjadi pada diri subyek adalah yang terbaik.

Bagaimana Cara Mengetahui Bahasa Cinta Anak Saya ?

Oleh : Sukarto

Jika Anda sudah membaca artikel sebelumnya mengenai Apa Bahasa Cinta Anak Anda ? dan penjelasan tentang masing-masing bahasa cinta yaitu Kata-kata Pendukung, Waktu Berkualitas, Sentuhan Fisik, Hadiah dan Layanan maka sekarang Anda tentu ingin tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengetahui apa bahasa cinta anak anda bukan ? Di artikel ini Anda akan belajar beberapa cara untuk mengidentifikasi atau menentukan bahasa cinta utama dari anak anda. Walaupun anak senang bila kita melakukan kelima bahasa cinta padanya, tetapi anak Anda pasti mempunyai bahasa cinta utama dan kedua yang dominan. Nah itulah yang ingin kita identifikasi.

Yang penting perlu Anda ketahui adalah mempelajari bahasa cinta itu membutuhkan waktu, demikian pula untuk menentukan bahasa cinta anak anda, membutuhkan waktu pengamatan paling tidak 2 minggu sampai dengan 1 bulan. Ok, jadi inilah cara-cara yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui bahasa cinta utama anak anda.

  1. Amati Cara Anak Mengungkapkan Cintanya ke Anda sebagai Orangtuanya. Anak kecil cenderung mengungkapkan cintanya dengan bahasa cinta yang paling diinginkannya. Apabila anak berusia 5 hingga 8 tahun sering mengucapkan kata-kata penghargaan seperti “Ibu, saya senang sekali dengan makan malamnya” atau “Ayah, terima kasih ya atas bantuannya mengerjakan PR ku” atau “Mama, saya sayang Mama”, Anda boleh menduga dengan tepat bahwa bahasa cinta utamanya adalah kata-kata pendukung. Metode identifikasi ini agak kurang efektif pada anak berusia 12 tahun keatas, terutama dengan mereka yang pernah berhasil memanipulasi yaitu anak mengetahui bahwa orangtua cenderung mengikuti kehendaknya bila dia mengucapkan kata-kata manis ke orangtuanya. Itu sebabnya metode ini paling baik digunakan pada anak berusia 5 hingga 10 tahun.
  2. Amati Cara Anak Mengungkapkan Cintanya kepada Orang Lain. Apabila anak kelas satu selalu ingin memberi gurunya sesuatu (dari keinginan anak sendiri, bukan suruhan kita sebagai orangtua), hal ini mungkin menandakan bahwa bahasa cinta utamanya adalah menerima hadiah. Seorang anak yang bahasa cintanya adalah hadiah, akan senang luar biasa sewaktu ia menerima hadiah dan ingin orang lain juga menikmati kesenangan yang sama.
  3. Mendengarkan Permintaan yang Paling Sering Diajukan Anak. Apabila anak anda seringkali mengajak Anda bermain dengannya, mengajak Anda berjalan-jalan bersama atau duduk dan membacakannya sebuah cerita, berarti ia sedang meminta waktu berkualitas. Apabila banyak permintaanya yang cocok dengan pola ini, kemungkinan besar bahasa cintanya adalah Waktu Berkualitas. Memang semua anak butuh perhatian dari orangtuanya, tetapi bagi anak yang bahasa cintanya adalah Waktu Berkualitas, jumlah permintaannya akan waktu bersama akan jauh lebih banyak daripada permintaan lain. Apabila anak anda terus-menerus meminta anda komentar tentang hasil kerjanya seperti “Menurut mama gambar buatan saya ini bagaimana ? bagus gak ?” atau “Ma, aku pakai baju ini tampak cantik gak ma ?”, mungkin bahasa cintanya adalah Kata-kata Pendukung. Memang semua anak membutuhkan dan menginginkan kata-kata seperti ini tetapi anak yang punya bahasa cinta kata-kata pendukung cenderung permintaan ini yang dominan.
  4. Perhatikan Keluhan yang Paling Sering Disampaikan oleh Anak. Jika anak sering mengeluh tidak menerima sesuatu dari orangtuanya seperti “Ibu / Ayah tidak pernah punya waktu buat saya” atau “Ibu selalu harus merawat bayi” atau “Kita tidak pernah pergi bersama-sama”, kemungkinan bahasa cintanya adalah Waktu Berkualitas. Kalau dia hanya sekali-sekali mengeluhkan kurangnya waktu bersama, memang tidak langsung berarti bahasa cintanya adalah waktu berkualitas. Setiap anak kadangkala memang lagi suka mengeluh, tetapi bila pola keluhannya konsisten, itu dapat menjadi petunjuk dari bahasa cintanya.
  5. Membiarkan Anak Memilih Satu dari Antara Dua. Anda bisa mengetahui bahasa cinta utama anak Anda dengan membuat dia memilih salah satu dari dua bahasa cinta. Sebagai contoh, seorang ayah mungkin berkata ke anaknya yang berusia sepuluh tahun “Budi, Ayah akan pulang lebih awal Kamis sore, kita bisa pergi mancing bersama atau membantumu memilih sepatu basket baru. Mana yang kau sukai ?” Anak mempunyai pilihan di antara Waktu Berkualitas dan Hadiah. Seorang ibu bisa mengatakan kepada puterinya “Sore ini ibu punya waktu luang, kita bisa jalan-jalan bersama atau memperbaiki rok barumu. Mana yang lebih kau sukai ?” Pilihan ini jelas adalah antara waktu berkualitas dan layanan. Pilihan-pilihan ini bisa memberi petunjuk tentang bahasa cinta anak anda. Berikan beberapa pilihan selama beberapa minggu dan catatlah pilihan si anak. Apabila sebagaian besar pilihannya konsisten di salah satu bahasa cinta, kemungkinan besar Anda telah menemukan bahasa cinta anak Anda. Jika Anak anda tidak menginginkan kedua pilihan Anda, coba lagi dengan pilihan lain. Dengan waktu dan ketekunan, Anda akan menemukan pola yang konsisten ini.

Itulah 5 metode/cara yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui bahasa cinta utama anak Anda. Dengan mengetahui bahasa cinta utama anak Anda, anda sebagai orangtua akan memiliki sebuah cara yang efektif dalam mengisi tangki cinta anak Anda.

Selamat menjadi orangtua yang menjadi pujaan anak anda !

Bahasa Cinta Anak : Kata-kata Pendukung

Oleh : Sukarto

Seperti yang telah saya tulis di artikel sebelumnya Apa Bahasa Cinta Anak Anda ? bahwa banyak sekali permasalahan anak yang terjadi saat ini disebabkan karena kurangnya perasaan dicintai alias tangki cinta anak kosong. Sebab utamanya memang perasaan kurang dicintai ini tetapi symptom atau akibat yang terjadi dari sebab utama ini munculnya bisa berbagai perilaku aneh yang membuat orangtua bingung, seperti : anak tidak mau sekolah, anak tidak percaya diri, anak suka membantah atau melawan orangtua, anak sering berkelahi, anak nakal dan rewel sekali dan lain-lain.

Kelihatannya tidak berhubungan bukan ? Padahal sebab utamanya sama yaitu perasaan anak yang kurang dicintai atau tangki cintanya kosong. Oleh sebab itu saya mengajak orangtua yang membaca artikel ini untuk mengenali bahasa cinta anaknya dan mulai belajar mengisi tangki cinta anak anda. Anak yang tangki cintanya penuh adalah anak yang sangat manis dan berespon positif terhadap disiplin yang diajarkan orangtua. Sebelum saya jelaskan satu per satu bahasa cinta, ada beberapa prinsip yang perlu Anda ketahui terlebih dahulu, yaitu :

1.Anak Balita (0-5 tahun) sulit dapat diketahui bahasa cinta utamanya. Mereka masih membutuhkan seluruhnya, jadi berikan dan lakukan seluruh 5 bahasa cinta yang ada pada anak Anda.

2.Anak diatas 5 tahun walaupun membutuhkan seluruh bahasa cinta tetapi ada 1 atau 2 bahasa yang dominan. Jadi tidak berarti bila Anda mengetahui bahasa cinta anak anda, lalu Anda tidak perlu melakukan bahasa cinta yang lain.

Ok, mari kita mulai membahas secara singkat satu per satu bahasa cinta anak. Kita mulai dengan yang pertama Kata-Kata Pendukung. Anak yang memiliki bahasa cinta kata-kata pendukung sangat merasa dicintai bila orangtua atau orang lain mengucapkan kata-kata positif yang meningkatkan harga dirinya. Anak akan tersenyum bahagia saat mendengar kata-kata yang menyenangkan ini. Secara garis besar, kata-kata pendukung yang berarti bagi anak yang bahasa cintanya kata-kata pendukung ini terdiri atas :

1.Kata-kata penuh kasih seperti “Mama sayang sekali dengan kamu”. Yang perlu diperhatikan adalah saat mengucapkan kata-kata penuh kasih perlu dilakukan dengan nada suara yang penuh kasih dan ketulusan. Karena kalau tidak, anak akan merasa orangtuanya hanya basa-basi atau tidak tulus.

2.Kata-kata pujian. Berikan kata-kata pujian pada anak saat anak mencapai sebuah prestasi, sikap dan perilaku baik atau berhasil mengatasi suatu tantangan yang sulit baginya. Kita sebagai orangtua juga perlu bijaksana dalam memberikan pujian.

3.Kata-kata yang membesarkan hati. Saat anak mengalami kegagalan, situasi yang sulit atau krisis percaya diri, kita sebagai orangtua sangatlah perlu memberikan kata-kata yang membesarkan hati atau membangkitkan semangat anak sehingga memberikan semangat dan keberanian bagi anak untuk menghadapi situasi sulit itu. Kata-kata seperti “Papa senang melihat caramu menghadapi kekalahan ini, karena dari kegagalanlah kita belajar untuk sukses” atau “Nak, kamu adalah seseorang yang berharga dan hebat di mata papa mama. Kamu pasti akan berhasil !” adalah kata-kata yang sangat berarti bagi seorang anak yang memiliki bahasa cinta Kata-kata Pendukung.

4.Kata-kata Bimbingan ke anak adalah menjelaskan ke anak tentang nilai-nilai moral, etika dan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan. Bagi anak-anak yang memiliki bahasa cinta ini, kata-kata bimbingan yang disampaikan dengan tepat oleh orangtua, menyuarakan Saya Peduli dan Sayang dengan Kamu. Karena bagi anak ini, orangtualah pastilah sayang dengan dirinya, kalau tidak, mana mungkin mau repot-repot membimbing dan menasehati dirinya. Cara memberikan bimbingan perlu disesuaikan dengan umur anak sehingga anak tidak merasa sedang diceramahi orangtua. Kita sebaiknya memang perlu memastikan kita sebagai orangtua yang memasukkan nilai-nilai moral, etika dan nilai kebenaran dalam hidup anak karena jika tidak, bisa saja anak akan menerimanya dari orang lain yang bertentangan nilai hidupnya dengan kita. Dan perlu diingat, jangan membimbing dengan rasa marah atau kejengkelan karena anak akan menolak apapun yang kita sampaikan dan lain kali dia juga akan merasa seperti itu.

Ada hal penting yang perlu Anda ketahui lagi yaitu jika anak Anda memiliki bahasa cinta kata-kata pendukung maka :

•Dia akan lebih sakit hati saat dimarahi, dikritik atau dikata-katain dengan kasar dibanding dengan anak yang memiliki bahasa cinta yang lain.

•Sikap menyalahkan akan melukai semua anak tetapi akan lebih merusak pada anak yg bahasa cintanya Kata-kata Pendukung. Bagaimana solusi agar jangan sampai terjadi hal diatas ?

•Tidak ada jalan lain kecuali orangtua perlu meningkatkan kesadaran dirinya dan lebih sehat secara emosional sehingga mampu berespon lebih terkontrol dan bijaksana.

•Dan jika Anda sudah terlanjur berkata-kata kasar atau bersikap menyalahkan pada anak ini, mintalah maaf pada anak. Hal itu sangat berarti bagi anak-anak yang memiliki kata-kata pendukung ini.

Apa Bahasa Cinta Anak Anda

Oleh : Sukarto

Manakah yang lebih penting menurut Anda : Orangtua yang merasa mencintai anaknya atau Anak yang merasa dicintai orangtuanya ?

Kalau Anda bingung, silakan baca kembali pertanyaan diatas Jika Anda jeli, Anda akan tahu bahwa yang lebih penting adalah yang kedua yaitu Anak yang merasa dicintai orangtuanya. Karena bila orangtua merasa mencintai anaknya, belum tentu anaknya merasa dicintai bukan ? Tetapi kalau anak yang merasa dicintai orangtuanya, sudah pasti orangtuanya mencintai anaknya.

Anehnya, problem yang seringkali kami temui dalam sesi konsultasi adalah permasalahan yang sumbernya karena anak merasa tidak disayangi, tidak dicintai, tidak diterima oleh orangtuanya. Padahal saat bertemu orangtuanya, kami diyakinkan benar-benar bahwa dia sayang sekali dengan anaknya. Anda mungkin jadi bertanya, kalau begitu kenapa anaknya merasa tidak dicintai ? Kok aneh dan kenapa bisa terjadi seperti itu ? Anda percaya saja, kasus atau kejadian seperti ini banyak sekali terjadi dan bisa saja terjadi pada Anda. Dan dalam banyak kasus orangtua tidak tahu apa salahnya mereka dan bagaimana memperbaikinya.

Anda perlu tahu bahwa anak yang bermasalah dalam hidupnya seperti terlibat perkelahian, narkoba, tidak percaya diri, tidak bisa bergaul, mudah putus asa, tidak berani mencoba dan banyak permasalahan anak lainnya, sumbernya seringkali karena dia tidak merasa dicintai atau diterima oleh orang-orang terdekatnya terutama orangtua. Ada banyak permasalahan yang terjadi karena komunikasi antara orangtua dan anak tidak terjalin dengan baik. Cara dan metode komunikasi yang bagus antara orangtua dan anak sangatlah penting bagi perkembangan diri si anak, salah satunya adalah dengan memahami bahasa cintanya.

Setiap anak memiliki bahasa cintanya sendiri-sendiri. Kalau Anda belum pernah mendengar istilah bahasa cinta, saya berikan ilustrasi. Bayangkan Anda bertemu dengan orang Jepang yang tidak bisa bahasa Indonesia dan Anda juga tidak mengerti bahasa Jepang, mulailah saling berbicara hm..hm… Apakah kira-kira Anda atau orang asing itu bakalan mengerti ? Dan berapa lama Anda tahan berbicara dengan seseorang yang tidak mengerti apa yang Anda katakan ?

Itulah yang sering terjadi antara orangtua dengan anak yang mempunyai bahasa cinta yang berbeda. Keduanya tidak akan saling mengerti apa yang dimaksud dan akhirnya percakapan hanya berlangsung singkat karena masing-masing merasa percuma ngomong, toh gak akan ngerti juga.

Bahasa cinta seorang anak adalah sebuah cara komunikasi yang sesuai dengan anak agar dia benar-benar merasa dicintai. Kata kunci disini adalah benar-benar karena anak tahu sih orangtuanya sayang dengannya tetapi anak tidak benar-benar merasa dicintai. Ok, Anda jadi sekarang ingin tahu bahasa cinta itu apa saja sih ? Ada 5 bahasa cinta, setiap orang memiliki bahasa cinta yang dominan, sedangkan bahasa cinta yang lain adalah pendukung saja.

1.Sentuhan Fisik : memberikan sentuhan fisik seperti pelukan, ciuman di pipi, bermain yang melibatkan sentuhan fisik dan lain-lain.
2.Kata-kata Pendukung : kata-kata positif dan mendukung pada anak.
3.Waktu Berkualitas : melakukan aktifitas bersama dengan anak tanpa ada orang lain.
4.Hadiah : memberikan hadiah kesukaannya.
5.Layanan : melayani kebutuhan anak yang penting baginya.

Saat Anda mengetahui bahasa cinta anak anda, Anda bisa berkomunikasi sesuai dengan bahasa cinta tersebut dan Anak Anda akan benar-benar merasa dicintai. Anak yang merasa dicintai akan meningkatkan harga dirinya, kepercayaan diri juga meningkat, anak lebih ceria dan hubungannya dengan orangtua jauh lebih berkualitas. Bukankah itu semua yang kita mau ?

Semoga Anda semua menjadi orangtua yang terbaik bagi anak anda..

HYPNOPARENTING : Menanamkan Rasa Positif Pada Anak

Hypnoparenting sangat sistematis dan sederhana. Penerapannya sangatlah mudah asalkan tahu teknik yang benar dan tepat. Selain itu juga sangat efektif asalkan orangtua menyediakan lingkungan kondusif bagi tumbuhnya "program" yang disugestikan. Ukuran keberhasilan bisa langsung terlihat dalam polaperilaku yang berubah sesuai dengan yang disugestikan. "Tapi perlu disadari bahwa ini bukanlah shortcut atau jalan pintas," tandas Ariesandi Setyono, dari Indonesia Hypnosis Center, Surabaya dan penulis buku Hypnoparenting Menjadi Orangtua Efektif dengan Hipnosis.
Ia menegaskan, bagaimanapun juga, orangtua harus memberikan contoh yang baik. Percuma memberikan sugesti pada sang buah hati agar senang belajar jika di jam belajarnya orangtuanya malah asyik menonton TV, misalnya. Asal tahu saja, yang dibutuhkan dalam penerapan hypnoparenting adalah komitmen orangtua, pengondisian lingkungan, dan wacana yang seimbang sehingga orangtua tahu apa yang terjadi dalam pikiran seorang anak.

Manfaat hypnoparenting, yang jelas orangtua menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan anak. Lantaran itulah teknik komunikasi yang efektif amat berperan dalam hypnoparenting demi menanamkan informasi yang ingin ditanamkan dalam bawah sadar sang buah hati. Penasaran ingin mengetahui caranya? Bukan sulap... bukan sihir:

* Saat menjalin komunikasi, pilihlah kata-kata yang membangun dan berefek positif. Ketimbang berkomentar, "Kok, kamu malas," lebih baik ucapkan, "Mama yakin Kakak bisa lebih rajin."

* Untuk membantu mengembangkan harga diri anak yang sehat, hargai setiap upaya yang dilakukannya. Namun, bukan dengan sembarang pujian, seperti, "Nah begitu, dong, Mama-Papa bangga dan senang kamu dapat nilai bagus." Dalam hal ini anak bukan menjadi objek utama pujian karena yang senang dan bangga adalah orangtuanya. Padahal yang berusaha adalah anak. Lebih mengena jika mengatakan, "Kamu sudah selayaknya senang dan bangga. Kamu pilih belajar daripada menonton TV kemarin sehingga kamu berhasil dapat nilai bagus." Pujian seperti ini akan membuat anak sadar bahwa dia telah melakukan sesuatu yang istimewa dan diakui oleh orangtuanya. Anak juga diajarkan untuk merasa senang danbangga dengan dirinya karena berhasil mencapai suatu prestasi dari suatu keputusan yang dia ambil sendiri. Efek pujian seperti ini terhadap anak jauh lebih efektif.

* Berbicaralah dengan lembut (intonasi tidak meninggi). Kata-kata positif yang diucapkan dengan intonasi yang positif akan ditangkap pikiran bawah sadar anak sebagai kesan positif.

* Perlihatkan bahasa tubuh yang menunjukkan ketulusan dan perhatian dengan cara menatap sang buah hati kala berdialog, menyentuh, mengelus dan mendekapnya dengan kasih sayang.

* Kedua orangtua sebaiknya seia-sekata. Maksudnya, tindakan atau perlakuan ayah maupun ibu pada anak sebaiknya seragam dan konsisten.

* Lakukan evaluasi bersama pasangan, mengenai perkataan, tindakan, dan reaksi terhadap anak. Boleh juga bertanya pada anak, bagaimana perasaannya saat diperlakukan kita. Tanyakan pula harapan atau ingin diperlakukan seperti apa oleh ayah-ibu.

* Bila kita melakukan kesalahan pada si kecil, jangan sungkan untuk segera meminta maaf. Mengakui kesalahan merupakan sikap positif yang perlu dibangun.

* Jadilah model peran yang baik. Ketika meminta anak untuk tidak selalu menonton televisi, beri contoh dengan hanya sesekali saja menontonnya.
Seperti terapi hipnosis lainnya, hypnoparenting bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Komunikasi efektif yang secara konsisten diberlakukan di rumah akan menjadi "program" yang dapat membangun karakter positif pada si buah hati.


SEKILAS HYPNOPARENTING

Hypnoparenting adalah suatu program pembelajaran dan pendidikansecara sistematis bagi orangtua dengan harapan para orangtua bisa mendidik anak dan membesarkannya dengan lebih profesional. Lo kok profesional? Begini, sebagai orangtua kita melakukan tugas yang tidak ringan namun sayangnya bekal kita untuk mendidik dan mengasuh sang buah hati sebenarnya relatif minim. Umpama, kita hanya mengandalkan pengalaman saat dididik dan dibesarkan oleh orangtua kita dulu. Padahal belum tentu pola pengasuhan tersebut pas untuk diterapkan pada si kecil di zaman ini. Idealnya anak justru kita perlakukan sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orangtua kita dulu. Dengan begitu tindakan yang kita lakukan atas dasar perasaan seorang anak. Bukan atas dasar perasaan kita sebagai orangtua.

Hypnoparenting memiliki prinsip, semua yang dikatakan dan dilakukan orangtua pada hakikatnya adalah suatu proses hipnosis karena akan terpola pada pikiran bawah sadar anak. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang benar-benar baru di sini karena tanpa disadari orangtua telah melakukan proses hipnosis pada si kecil sejak lama. Hanya saja apakah hipnosis yang kita masukkan ke dalam pikiran bawah sadarnya positif atau negatif, inilah yang perlu diluruskan (jika orangtua kerap menakut-nakuti si kecil dengan hantu gentayangan di tempat gelap yang pada akhirnya membuat anak menjadi penakut, itulah contoh hipnosis negatif).

Nah, hypnoparenting berusaha memetakan dan membuat pola asuh orangtua menjadi sistematis berdasarkan cara kerja pikiran dan pengaruhnya terhadap masa depan seorang anak. Mengapa dari sudut pandang cara kerja pikiran? Karena segala sesuatu berakar dari pikiran. Setiap manusiaanak-anak sampai dewasamelakukan segala sesuatu karena mereka memiliki pikiran. Segala hal tentang teori pertumbuhan dan perkembangan anak pun tak akan berhasil jika para ahli gagal memahami cara kerja pikiran.

Contohnya, alasan seorang bayi belajar berjalan tegak, tutur Aries, ternyata karena ia melihat semua orang di sekitarnya berjalan tegak dengan kedua kakinya. Jadi bukan karena umurnya sudah mencukupi lantas ia otomatis tahu cara jalan yang benar. Bila selama 5 tahun pertama hidupnya, bayi hanya melihat cara berjalan dengan merangkak, pasti akan ikut merangkak juga. Inilah mekanisme hipnosis yang paling sederhana. Ketika belajar berjalan, sang bayi menerima sugesti dari lingkungan, "Ayo coba lagi. Berdiri lagi Sayang, kamu pasti bisa" maka ia akhirnya bisa berjalan dengan dua kaki.


CARA KERJA HIPNOSIS

Awalnya otak menerima rangsangan eksternal (berupa perkataan dan tindakan) orang lain yang akan ditangkap panca indra dan diproses dalam pikiran sadar. Informasi yang masuk akan diteruskan ke pikiran bawah sadar dan akan disimpan sebagai suatu program, baik yang positif maupun negatif. Semua pengalaman dan peristiwa yang berkesan akan terekam kuat dalam pikiran bawah sadar.

Kemudian, "rekaman-rekaman" yang disimpan itu akan digunakan sebagai "bahan baku" dalam menanggapi hal-hal yang terjadi di sekitarnya di kemudian hari. Perlu diketahui, pikiran bawah sadar ini berfungsi menyimpan berbagai hal, di antaranya emosi/perasaan, kebiasaan, persepsi, intuisi, memori jangka panjang, keyakinan, dan kepribadian. Boleh dibilang, hampir 90% pemikiran didominasi oleh pikiran bawah sadar. Maka itu di sinilah peran penting orangtua dalam pembentukan program bawah sadar sang buah hati.

15 September 2008

Tersenyumlah Dengan Hatimu

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling"..

Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus... Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering...! Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, dan... tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil...! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.....

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya.... Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam... tapi juga memancarkan kasih sayang...! Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu... Ia menyapa "Good day..!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk
membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin.. setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka...,dan kami bertiga tiba-2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan... Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir... Nona !"

Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba-2 saja saya diserang oleh rasa iba... membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu-2 lainnya, yang hamper semuanya...sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya..., dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya...
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum... dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. .. saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap.. "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua...." Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2... dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya...."

Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata... "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian...."

Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.... Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka... dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.
Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata... "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku..., yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku...! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat...... dan saat itu kami benar-2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' .. untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya... mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami... Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap.. "tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini..., jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami..." Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami...!

Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap
kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya dan sekaligus merupakan 'hidayah' bagi saya..., maupun bagi orang-2 yang ada disekitar saya saat itu. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali...!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca.... para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi... Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya... membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .. "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu..."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus... dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu : "PENERIMAAN TANPA SYARAT".

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara.... MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI..., bukannya... MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA,... DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA...!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama... yang sedang membutuhkan uluran tangannya... !

Orang bijak mengatakan :
Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu. .., tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu... Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu...!

Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak; Orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak...! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya..!

Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka,... hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya. Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni.... Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.

Cherio...
Agama sebagai amalan menjadi katagori yg lebih penting daripada agama sebagai rumusan atau pemahaman, pemahaman tanpa amalan hanya akan menjadi filsafat kosong, sebab ujung dari suatu keyakinan adalah tindakan. Tidak bertindak berarti tidak yakin

Keajaiban Senyum

Tersenyum, betapa mudahnya hal ini dilakukan. Hanya butuh sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi senyum. Dan hanya butuh tujuh detik mempertahankan sang senyum untuk terlihat sebagai ungkapan ketulusan hati.

Tetapi kenapa hal sederhana ini jarang terlihat? Wajah-wajah di jalan, di angkutan umum, di kantin, di kantor, bahkan di tempat wisata yang seharusnya menjadi kebun senyum, justru terlihat buram. Kerutan-kerutan di wajah menunjukkan betapa berat beban yang harus ditanggung wajah-wajah itu. Banyak wajah yang daerah diantara dua matanya mengkerut. Menyeramkan dan tampak garang. Duh...

Senyum itu sudah hilang dari wajah banyak orang. Entah kenapa senyum – bahkan tawa – yang selalu cerah menghiasi wajah-wajah itu dari kecil, sirna begitu saja. Sekarang, bahkan bukan hanya wajah-wajah tua dan dewasa yang telah kehilangan senyum manis. Wajah para remaja dan anak-anak pun telah ketularan kerutan-kerutan penuh beban itu.

Senyum pada hakikatnya adalah salah satu anugerah indah dari Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan sengaja menganugerahkan senyum sebagai bagian dari keindahan manusia. Sayang, anugerah indah ini, tidak banyak ditemui di wajah banyak manusia. Dunia akan jauh lebih indah bila penduduknya gemar tersenyum.

Hidup dan kehidupan manusia pun akan lebih indah dan menenteramkan bila kita menemui banyak senyum di sekeliling kita. Terutama sang senyum dari wajah kita sendiri. Bukankah sangat enak bila kita menerima senyum? Dan bukankah jauh lebih enak bila kita lah yang memberi senyum?

Saudara, senyum yang sederhana, mudah dan gratis itu ternyata menyimpan banyak keajaiban. Setidaknya dari berbagai pengalaman dalam hidup saya. Yap, dalam hidup saya, saya menemui banyak keajaiban. Bentuknya macam-macam. Ada kemudahan, kesehatan, kekayaan, kebaikan, solusi dan sebagainya dari sebuah senyuman.

Sang senyum – lengkungan yang menurut Pak Gede Prama bisa meluruskan banyak hal – adalah hal yang luar biasa. Ia seperti oase di tengah gurun pasir. Ia seperti setetes air jernih dari mata air yang bias menghilangkan dahaga. Ia seperti udara bagi yang tercekik. Ia seperti sumbangan uang bagi fakir miskin yang dirawat di rumah sakit. Ia seperti mangga muda bagi ibu muda yang sedang ngidam. Ia seperti pinjaman uang bagi yang sedang membutuhkan. Ia juga seperti semangkuk mie instan bagi pengungsi yang kelaparan.

Senyum pada hakikatnya adalah kebutuhan manusia. Siapa yang senang tersenyum membuat jiwa, perasaan, pikiran dan fisiknya terpenuhi salah satu kebutuhannya. Bila manusia tidak senang tersenyum, ada luka di jiwa, rasa dan pikirnya. Sang jiwa yang terluka membuat hidup dipenuhi kegelisahan. Sang rasa yang terluka membuat hidup tidak tenang. Sang pikir yang terluka membuat hidup penuh beban. Aturan Senyum Tulus

Senyum tulus ada aturannya? Ya, ada. Aturan ini saya dapat dari dua orang guru saya. Pertama Pak Jamil Azzaini. Kedua, Pak Amir Tengku Ramly. Pertama sekali, saya belajar dari Pak Jamil, bahwa senyum itu harus 227. Artinya senyum baru terlihat tulus dengan menarik bibir ke kanan 2 cm, ke kiri 2 cm, pertahankan minimal selama 7 detik. Bila kurang dari 7 detik, maka senyum itu akan kehilangan ketulusannya.

Aturan ini lalu disempurnakan oleh Pak Amir. Menurut Pak Amir, senyum itu harus 127. Angka satu artinya sang senyum harus lah berasal dan bertujuan untuk menyatukan hati. Hati yang memberi dan menerima senyum. Dengan begitu, senyum itu berperan sebagai pengikat dan jembatan antara satu diri dengan diri-diri yang lain. Sedang angka 2 dan 7, maknanya sama dengan aturannya Pak Jamil. Itulah senyum saudara...

Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa. Ia kecil, tapi bermakna raksasa. Ia mudah, tapi sangat berharga. Karenanya,.... Tersenyum lah saudara. Nikmati keajaiban-keajaiban dalam hidup anda. Dan... Bagikanlah keajaiban bagi hidup sesama kita

penulis :
Supardi Lee
Supardi Lee adalah seorang entrepreneur sukses, trainer berpengalaman,dan penulis.
Bukunya diantaranya The Rich Plan, Achiever, Opportunity Quotient, Kerja Kecil.
Supardi Lee ikut mengembangkan Pesantren Wirausaha Baitul Hamdi di Menes, Pandeglang, Banten.

10 September 2008

Malaikat Untukmu

Suatu ketika ... seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkannya, ia bertanya kepada Tuhan.

"Para melaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimkanku
ke dunia. Tapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah" kata si bayi

Tuhan menjawab, "Aku telah memilih satu malaikat untukmu. ia akan menjaga dan engasihimu"

"Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini cukup bagi saya untuk bahagia" Demikian kata si bayi

Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia"

Si bayi pun bertanya kembali "Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?"

Sekali lagi Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo'a"

Si bayi masih belum puas. ia pun bertanya lagi, "Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya ?"

Dengan penuh kesabaran Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan melindungimu bahkan dengan taruhan jiwanya sekalipun"

Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya, "Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi"

Dan Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku. Dan akan
mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku. Walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu"

Saat itu surga begitu tenangnya. sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya, "Tuhan... Jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti ?"

Tuhanpun menjawab, "Kamu dapat memanggil malaikatmu.. . IBU"

Kenanglah ibu yang menyayangimu. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ke tika kau pergi... Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu? Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan. Kembalilah memohon maaf padanya yang selalu rindu akan senyumanmu
Jangan sampai kau kehilangan saat-saat yang kau rindukan di masa datang.

Ketika ibu telah tiada...
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita. Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia. Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya. Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya

Tak ada lagi
Dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu disetiap hembusan nafasnya. Kembalilah segera... peluk ibu yang selalu menyayangimu. .. Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik untuk ibu.