Selamat Datang

Selamat membaca artikel yang kami sajikan.

10 September 2008

Mimpi Warga Amerika

Oleh : Muhammad Na'im Amali

Pendahuluan

Melihat pidato Barack Obama, calon presiden dari Partai Demokrat, pada Konvensi Nasional Partai Demokrat melalui salah satu televisi swasta di Indonesia, sempat membuat hati merinding. Terlihat dengan jelas ekspresi sang calon presiden yang penuh dengan percaya diri ketika berorasi di depan sekitar 84.000 orang plus jutaan penduduk Amerika dan dunia lewat layar televisi. Barack Obama bukan hanya seorang calon presiden, tetapi sosok pribadi yang seakan-akan mampu memberi harapan masa depan yang jauh lebih baik, melalui brand image “CHANGE”, kepada warga Amerika.

Barack Obama, lulusan Columbia University dan Harvard Law School, mencatat sejarah sebagai calon presiden kulit hitam perta di Amerika Serikat. Barack Obama saat ini masih menjabat sebagai Senator yang mewakili Negara Bagian Illionis. Walaupun baru sekali menjabat sebagai Senator tetapi memiliki kemampuan diplomatik yang luar biasa.


Mimpi Yang Ditawarkan Obama

Dalam pidatonya pada penutupan Konvensi Nasional Partai Demokrat di Invesco Field, Denver, Barack Obama menawarkan banyak mimpi yang akan diperjuangkan sebagai sebuah harapan untuk warga Amerika. Mimpi yang mungkin dapat menjadi kenyataan apabila dilakukan melalui program-program terarah dan membumi, serta didukung sepenuhnya oleh semua warga Amerika.

Diantara program yang ditawarkan Barack Obama adalah (1) potongan pajak hingga 95% untuk keluarga buruh, (2) penarikan pasukan Amerika di Irak dalam waktu 16 bulan, (3) melepaskan ketergantungan minyak dari Timur Tengah dalam 10 tahun, (4) menciptakan 5 juta lapangan pekerjaan dalam 10 tahun di sektor energi terbarukan melalui investasi 150 miliar dollar AS, (5) siap menjadi panglima tertinggi yang mampu berunding secara tegas dengan musuh-musuh Amerika serta menangkap Osama bin Laden, (6) mendukung homoseksusal, (7) menyiapkan sistem pendidikan anak berkelas dunia, (8) menaikkan gaji guru, (9) memulihkan harga diri bangsa, dan (10) menyiapkan paket jaminan kesehatan yang murah.

Salah satu penggalan pidato Barack Obama yang memberikan motivasi dan harapan bagi warga Amerika adalah, “Amerika, kita akan lebih baik dibandingkan dengan delapan tahun terakhir, Saat ini, pemilihan ini, menjadi kesempatan menjaga kelangsungan hidup janji Amerika. Kita ada disini karena amat mencintai Negara ini untuk menjadikan empat tahun ke depan tak lagi seperti delapan tahun terakhir. Pada 4 November kita harus berani mengatakan ‘delapan tahun sudah cukup’.”


Berbeda Dengan Indonesia

Baik calon presiden maupun calon anggota legislatif di Indonesia, setiap melakukan kampanye tidak mampu menawarkan mimpi yang membumi sebagaimana Barack Obama. Mimpi yang ditawarkan seakan-akan hanya untuk ‘makhluk langitan’ yang terasa sulit terjangkau oleh manusia biasa. Terlebih dalam kondisi perekonomian yang sangat sulit seperti saat ini, menjadi motivasi tersendiri bagi para calon presiden dan calon anggota legislatif untuk menyebarkan virus ‘mimpi yang tidak pasti’.

Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi isu primadona untuk materi kampanye menjelang Pemilu 2009. Meskipun presentase pengangguran dan kemiskinan turun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ternyata masyarakat – khususnya kelas bawah – tidak merasakan perubahan berarti. Data BPS menyebutkan, pengangguran tahun 2008 turun dari 9,75% menjadi 8,46% dibandingkan tahun 2007. Presentase kemiskinan pun berkurang dari 16,58% menjadi 15,42% dibandingkan tahun lalu.

Beberapa pengamat menilai pada tahun 2009 akan terjadi peningkatan angka kemiskinan hingga mencapai 40,4 juta orang atau 16,8% dari jumlah penduduk. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan inflasi, terutama bahan makanan, transportasi dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Tidak ada komentar: