Selamat Datang

Selamat membaca artikel yang kami sajikan.

14 Maret 2008

Pemilik Kendaraan Diimbau Mogok Membayar Pajak

Tepat jam 05.30 saya berangkat dari rumah menuju Kantor. Badan masih terasa pegal-pegal karena kebetulan malam sebelumnya harus mengikuti kuliah di UI. Ketika mobil berhenti sejenak di traffic light Pancoran, sesaat saya tertarik ketika membaca head line harian Pos Kota yang mengulas mengenai Himbauan Mogok Membayar Pajak. Ada apakah gerangan?

Setelah saya membaca ternyata himbauan tersebut terkait dengan kekesalan pemilik kendaraan atas rusaknya beberapa ruas jalan utama di Jakarta yang tak kunjung di perbaiki oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Dalam hati kecil saya mendukung aksi tersebut, karena saya termasuk pembayar pajak daerah jenis ini. Sebanyak 122 titik jalan rusak di ibukota belum bisa diperbaiki dalam waktu cepat. Pemda DKI Jakarta menjanjikan baru memperbaiki secara permanen pada Minggu ketiga Maret.

Himbauan mogok membayar pajak pertama kali diprakarsai oleh Ketua Forum Peduli Jakarta, Laode Jumaidin. Menurut Laode, sudah saatnya pemerintah diberi pelajaran dengan tidak membayar pajak sampai jalan diperbaiki. Kondisi jalan yang rusak tidak sebanding dengan pajak yang dipungut dari pemilik kendaraan bermotor. Mestinya, jumlah pajak yang dipungut dengan pelayanan harus seimbang. Tapi kenyataannya, pajak terus dipungut tapi anggaran untuk perbaikan jalan tidak sebanding dengan pajak yang dipungut.

Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa jumlah pajak yang diterima Pemda DKI Jakarta dari kendaraan bermotor setiap tahunnya sekitar Rp3 triliun. Jumlah kendaraan di Jakarta saat ini mobil dan truk 2.2 juta dan 3.6 juta sepeda motor sampai awal Maret 2008 mencapai 5.8 juta.

Sedangkan data Traffic Management Centre (TMC) Pulda Metro Jaya menyebutkan akibat banyak jalan rusak dari Januari – Maret telah terjadi 29 kasus kecelakaan dan tujuh orang di antaranya tewas dan 19 orang luka-luka. Jumlah jalan yang rusak diJakarta ada 122 lokasi. Lokasi paling banyak yang rusak ada di Jakarta Timur yang jumlahhya 50 titik, disusul Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.

Anehnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) DKI Jakarta, Wisnu Subagyo Yusuf , berdalih jalanan tidak segera diperbaiki lantaran cuacanya tidak mendukung alias masih hujan. Bahkan dijanjikan Minggu ketiga Maret 2008 baru akan dilakukan perbaikan secara permanen. Saat ini yang bisa dikerjakan hanya menambal jalan berlubang.
Dikatakan, jalan di Jakarta sepanjang 39 juta m2 yang meliputi jalan nasional, propinsi dan lokal. Di mana 2,5 juta m2 merupakan jalan nasional yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan sekitar 21 juta m2 jalan lokal. Jalan yang rusak hingga akhir tahun 2007 sebesar 1,06 persen, dan setelah diperbaiki tinggal 0,71 persen. Namun, akibat hujan jalan yang rusak bertambah jadi 1,17 persen. Anggaran pemeliharaan tahun 2008 hanya Rp27 miliar. Sedangkan untuk jalan lokal di lima wilayah yang ditangani Sudin PU Jalan anggaran sebesar Rp236 miliar. Idealnya anggaran setiap tahunnya yang dibelanjakan sebesar Rp280 miliar, namun yang ada hanya Rp27 miliar.
Meski dengan anggaran kecil, tetap harus melakukan perbaikan jalan. Tentunya akan berdampak pada kualitasnya karena lokasi jalan yang harus diperbaiki sangat besar.
Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI, Ahmad Husein, meminta kejadian ini dapat jadi pelajaran. Ke depan agar tidak terulang lagi, anggarannya menggunakan multi years artinya perbaikan jalan tidak harus menunggu diketoknya APBD, sehingga tidak ada alasan lagi soal tidak adanya anggaran.
Sementara itu, Pansus Busway DPRD DKI Jakarta berkunjung ke TMC Polda Metro Jaya. Dalam kunjungan itu terungkap kalau TMC masih memerlukan tambahan CCTV untuk memantau tititik rawan kemacetan. Rombongan yang dipimpin Ketua Pansus Ilal Ferhard diterima Waka Dirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Firman Shantyabudi, yang mewakili Polda Metro Jaya. Saat ini TMC memiliki 50 CCTV yang dipasang diberbagai titik, namun yang berfungsi baik hanya 40 CCTV. Sehingga masih diperlukan lagi penambahan CCTV untuk memantau kondisi riil di lapangan.
Yang paling urgent bukan menambah CCTV nya, tapi memperbaiki jalan yang berlubang yang dapat mengakibatkan orang celaka. Terlebih untuk kendaraan-kendaraan yang tidak diasuransikan, seperti milik saya, pasti memiliki high risk di jalanan yang rusak seperti itu.

Tidak ada komentar: